Minggu, 20 September 2009

Minal ‘Aidin Wal Faizin artinya bukan "Mohon Maaf Lahir dan Batin"

Minal ‘Aidin Wal Faizin artinya bukan "Mohon Maaf Lahir dan Batin"

itulah kesimpulan dari artikel di sini dan di sini yang saya baca, berikut kutipan-nya:

Sebagian orang kadang cukup mengucapkan minal ‘aidin wal faizin dengan bermaksud meminta maaf. Benarkah kalimat tersebut memiliki makna yang sama?

Menurut Quraish Shihab dalam bukunya Lentera Hati, kalimat ini mengandung dua kata pokok: ‘aidin dan faizin (Ini penulisan yang benar menurut ejaan bahasa indonesia, bukan aidzin,aidhin atau faidzin,faidhin. Kalau dalam tulisan bahasa arab: من العاءدين و الفاءيزين )

Yang pertama sebenarnya sama akar katanya dengan ‘Id pada Idul Fitri.  ‘Id itu artinya kembali, maksudnya sesuatu yang kembali atau berulang, dalam hal ini perayaan yang datang setiap tahun. Sementara Al Fitr, artinya berbuka, maksudnya tidak lagi berpuasa selama sebulan penuh. Jadi, Idul Fitri berarti “hari raya berbuka” dan ‘aidin menunjukkan para pelakunya, yaitu orang-orang yang kembali. (Ada juga yang menghubungkan al Fitr dengan Fitrah atau kesucian, asal kejadian)

Faizin berasal dari kata fawz yang berarti kemenangan. Maka, faizin adalah orang-orang yang menang. Menang di sini berarti memperoleh keberuntungan berupa ridha, ampunan dan nikmat surga. Sementara kata min dalam minal menunjukkan bagian dari sesuatu.

Sebenarnya ada potongan kalimat yang semestinya ditambahkan di depan kalimat ini, yaitu ja’alanallaahu (semoga Allah menjadikan kita). Jadi selengkapnya kalimat minal ‘aidin wal faizin bermakna (semoga Allah menjadikan kita) bagian dari orang-orang yang kembali (kepada ketaqwaan/kesucian) dan orang-orang yang menang (dari melawan hawa nafsu dan memperoleh ridha Allah). Jelaslah, meskipun diikuti dengan kalimat mohon maaf lahir batin, ia tidak mempunyai makna yang serupa. Bahkan sebenarnya merupakan tambahan doa untuk kita yang patut untuk diaminkan.

Para Sahabat Rasulullah biasa mengucapkan kalimat Taqobalallaahu minnaa wa minkumdi antara mereka. Arti kalimat ini adalah semoga Allah menerima dari kami dan dari kalian. Maksudnya, menerima amal ibadah kita semua selama bulan Ramadhan. Para sahabat juga biasa menambahkan: shiyamana wa shiyamakum, semoga juga puasaku dan kalian diterima.


Kesalahan Penulisan
Pertama, kesalahan penulisan pada kata “Minal ‘Aidin wal Faizin” yang kadang ditulis seperti beberapa contoh dibawah ini:


1. Minal ‘Aidin wal Faizin = Penulisan yang benar
2. Minal Aidin wal Faizin = Juga benar berdasar ejaan indonesia
3. Minal Aidzin wal Faidzin = Salah, karena penulisan “dz” berarti huruf “dzal” dalam abjad arab
4. Minal Aizin wal Faizin = Salah, karena pada kata “Aizin” seharusnya memakai huruf “dal” atau dilambangkan huruf “d” bukan “z”
5. Minal Aidin wal Faidin = Juga salah, karena penulisan kata “Faidin”, seharusnya memakai huruf “za” atau dilambangkan dengan huruf “z” bukan “dz” atau “d”


Mengapa hal ini perlu diperhatikan? Karena kesalahan penulisan abjad juga berarti makna yang salah. Seperti dalam bahasa inggris, antara Look dan Lock beda makna padahal cuman salah satu huruf bukan?

Senin, 20 April 2009

Terjemahan Al-Qur'an Secara Lafzhiyah

Kitab berikut "Inaayah - Terjemah Al-Qur'an Secara Lafzhiyah" sangat membantu (saya) dalam menambah kosa kata (bahasa arab), Ada temen yang bilang bahwa kosa kata lebih penting dari pada struktur (nahwu - shorof), tapi tentu lebih baik menguasai semua-nya


berikut contoh tampilan untuk Surah Al-Fatihah, terjemahan per-kata (sebenarnya tidak selalu per-kata)  jadi bisa digunakan untuk menambah kosa kata bahasa arab:

al_fatihah


dengan sedikit proses scanning dan editing Ayat-ayat tersebut bisa dimasukkan ke dalam handphone, jadi bisa di bawa ke mana-mana. Ini juga cara saya memanfaatkan waktu di jalan setiap hari kerja (Ciputat- Jakarta Kota, kira-kira 3 s.d 4 jam PP),  selain juga tidur di jalan :-)


Dengan asumsi 3 jam per hari kerja di jalan, kalau dihitung-hitung banyak juga waktuku di jalan.


dalam satu tahun:


12 bulan x 4 minggu x 5 hari kerja x 3 jam = 720 jam/tahun


720 jam dalam setahun atau bila kita konversi ke hari (24 jam dalam satu hari)


720 jam  =  720 jam / 24 jam  =  30 hari


angka yang fantastis ,  jadi dalam setahun kira-kira satu bulan saya berada di jalan...lama juga ya..


jadi teringat cerita serang ustadz di Jogja, waktu dia di Pakistan (jalan-jalan) dia memasukkan uang ke dalam kotak amal yang berada di per-empatan jalan (ukuran kotak amal-nya gede)........... temen si ustadz tersenyum dan bilang "itu bukan kotak amal, tetapi untuk lembaran-lembaran  ayat Al-Qur'an, agar tidak tercecer (ditaruh sembarangan bila sudah dihafalkan)"................rupanya banyak warga Pakistan yang membawa-bawa lembaran Al-Quran untuk dihafal.. tidak heran jika jumlah penghafal Al Qur'an di sana sangat  banyak

Selasa, 17 Februari 2009

Iqro' (bacalah)...

Iqro' ... ayat Al Qur'an yang pertama kali turun

kayaknya dalam bahasa arab saya cuman bisa baca (itu juga kalo ada harakat-nya, kalo tanpa harokat/gundul juga masih bingung)..........blog ini memuat catatan ku belajar bahasa arab... rasanya dah lama belajar bahasa arab ..hanya saja kurang telaten kurang serius.. jadi hasilnya kurang maksimal

kalau dipikir-pikir bahasa arab itu buat ku lebih mudah daripada bahasa mandarin atau bahasa jepang, konon bahasa itu terbagi atas aspek membaca (reading), nulis (writing), bicara (speaking), mendengar (listening).. nah kalau bahasa arab udah bisa baca dan nulis

inget dulu ikut kursus kursus bahasa mandarin, cuma nyampe level satu.. kapok,   latihan nulis nya susah banget.. belum lagi mbaca nya.... belum lagi menghafal artinya...udah bener-bener kapok......sampe sekarang belum punya keinginan lagi untuk kursus bahasa mandarin

Cerita Lucu2 Karena nggak bisa Bahasa Arab

aku punya beberapa cerita lucu karena tidak bisa bahasa arab.

cerita pertama (dari sebuah buku)....kunjungan wisatawan indonesia ke Kedutaan arab (di negara lain)....saat ini ada pidato (pakai bahasa arab)....lah kok di amini sama orang2 indonesia.... mungkin dipikirnya lagi berdoa... padahal lagi pidato

kedua, kalo ini pengalamanku sendiri... waktu  jum'atan...  khotib nya membaca hadits..... itu juga karena aku tahu bahasa arab dikit-dikit ..... khotib nya mbaca ........ "an.. an... qola...."        lah kok ada  jema ah jum'atan yang mulai meng-amini.....ya udah.. praktis hampir seisi mesjid meng-amini.... mungkin mereka pikir lagi baca doa.... padahal baca hadits... ya udah... khotib dan jama'ah yang ngerti dengan apa yang terjadi terlihat menahan tawa....

wah lucu banget ternyata kalau hal-hal seperti ini terjadi... makanya ayo belajar bahasa arab....masak...berdoa nggak ngerti maksudnya....sholat nggak ngerti artinya...